Main content

Dengarkan audionya:

Oleh Lina Noviandari, Knowledge Management Consultant Strategic Partnership Green and Inclusive Energy

Pagi itu, dalam perjalanan menuju Desa Luku Wingir, Sumba Timur, tempat proyek Desa Model Energi Terbarukan Berbasis Gender yang diinisiasi Hivos dijalankan, mobil kami berhenti di depan sebuah kios kecil di pinggir jalan. Atas saran Bu Trouce, seorang anggota Gender Focal Point (GFP), sebuah jaringan organisasi lokal yang dibentuk oleh proyek TERANG untuk mendukung upaya pengarusutamaan gender dalam proyek energi terbarukan di Sumba, yang juga ikut berkunjung, kami membeli sebungkus penuh buah sirih, pinang kering, dan kapur. Penasaran, saya bertanya alasan membeli sirih pinang ini. “Jika kita bawakan sirih pinang untuk orang-orang desa, mereka akan merasa dihormati,” jawab Bu Oce sembari memilih buah pinang.

Mengunyah sirih pinang memang sudah menjadi budaya yang mengakar di masyarakat Sumba. Sirih pinang dianggap sebagai sebuah simbol pemersatu dan pergaulan. Biasanya, dalam sebuah pertemuan, acara inti baru akan dimulai ketika sirih pinang sudah disuguhkan, dikunyah dan diludahkan. Saling memberi dan menyuguhkan sirih pinang menjadi hal yang wajib dilakukan demi lancarnya sebuah acara atau pertemuan. Bayangkan, jika kami tidak membawa sirih pinang ketika pertemuan, maka ada kemungkinan kami akan menghadapi keengganan dari penduduk desa.

Hal-hal kecil tapi penting seperti itulah yang menjadi salah satu dari sekian banyak alasan bagi Hivos untuk menggandeng organisasi masyarakat sipil (CSO) lokal dalam program-program yang kami jalankan. Hivos percaya bahwa perubahan pada sebuah komunitas hanya akan terjadi jika orang-orang dalam komunitas tersebut punya kemauan dan kemampuan untuk mengubah nasibnya. Untuk melakukan intervensi yang tepat target guna mendukung dan memberdayakan masyarakat tersebut, informasi tentang permasalahan, kebutuhan dan keinginan dari mereka sangat dibutuhkan. Oleh karenanya, menjalin hubungan baik serta membangun kepercayaan mereka menjadi sebuah prasyarat. Di sinilah peran organisasi lokal menjadi sangat penting.

Anggota GFP sedang melakukan monitoring di salah satu agen PV Kiosk.

Sebagai organisasi akar rumput, CSO lokal mempunyai hubungan yang kuat dengan masyarakat lokal. Merekalah orang-orang yang mempunyai pemahaman mendalam tentang realitas lokal yang terjadi. Tidak hanya tentang budaya dan nilai yang dijunjung di masyarakat, CSO lokal juga mengetahui masalah yang dihadapi masyarakat sehari-hari dan kebutuhan yang diperlukan untuk memperbaiki kehidupan mereka. Dengan jaringan dan pengetahuan ini, CSO lokal menjadi pihak yang tepat untuk menjembatani Hivos beserta para mitra dengan masyarakat lokal.

Dalam proyek Desa Model ini misalnya, Hivos bekerjasama dengan perwakilan dari dua organisasi lokal yang tergabung dalam GFP yakni Yayasan peduli kasih (Sandika) dan Yayasan Peduli Sejahtera dan Lestari (Pelita) yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Bersama dengan Hivos, perwakilan dari organisasi lokal ini rutin berdialog dengan masyarakat desa untuk mengetahui permasalahan, kebutuhan serta impian mereka. Dengan dukungan Hivos, anggota GFP ini juga lah yang akan membantu upaya advokasi dan lobi kepada pemangku wewenang dan pihak terkait. Untuk bisa melaksanakan ini semua, selain bantuan dana, Hivos juga memberikan berbagai macam pelatihan dan transfer pengetahuan seperti pelatihan untuk menjadi fasilitator dan pengembangan assessment tools.

Kerjasama dengan organisasi lokal, tidak hanya membantu kami merangkul, menjalin hubungan baik serta membangun kepercayaan masyarakat lokal seperti dalam kasus sirih pinang, tetapi juga mendukung lancarnya pencapaian target program-program kami. Sementara bagi organisasi lokal, bentuk kerjasama ini tentunya bisa meningkatkan kapasitas, membantu mendukung program-program serta yang lebih utama membantu memperbaiki kehidupan masyarakat di sekitar mereka.

Kedepannya, kami akan terus berupaya untuk selalu melibatkan organisasi lokal dalam program-program kami, mendukung dan memberdayakan mereka sebagai barisan terdepan perubahan di masyarakat.