Main content

Lobi dan Advokasi

Demi mewujudkan transisi menuju sistem energi terbarukan yang ramah lingkungan dan inklusif, Hivos melihat pentingnya upaya penguatan lobi dan advokasi bagi pihak-pihak yang mempunyai peranan dalam mendesak adanya kebijakan untuk mencapai target ini.

Bekerjasama dengan mitra lokal

Program SP-Energy mendukung mitra lokal seperti kelompok perempuan, kelompok konsumen, bisnis dan media dalam upaya mendesak pemerintah untuk mewujudkan sistem energi yang ramah lingkungan dan inklusif yang nantinya bisa bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

Kami bekerjasama dengan organisasi dan bisnis lokal karena kami percaya bahwa perubahan dalam sebuah masyarakat harus dimulai dari orang-orang yang di dalamnya. Sistem energi yang mengandalkan pembangkit skala kecil dari sumber energi terbarukan memungkinkan masyarakat untuk tidak hanya menjadi konsumen tapi juga produsen; yang pada akhirnya akan mendorong pengembangan ekonomi lokal. Kami percaya ini adalah solusi berkelanjutan bagi mereka yang tidak bisa mengakses pusat jaringan listrik.

Temukan daftar mitra program kami di sini.

Melibatkan media

Media mempunyai peran penting dalam mempromosikan perkembangan nasional dan membentuk opini publik. Pemerintah dan sektor swasta telah lama menggunakan media untuk menyebarkan informasi dan menggiring opini masyarakat. Oleh karenanya, kami melihat pentingnya merangkul media untuk mengkomunikasikan isu-isu energi kepada publik. Sayangnya, kapasitas media di Indonesia untuk meliput isu-isu energi terbarukan terbilang masih rendah karena kurangnya pengetahuan tentang hal ini.

Itulah kenapa program ini mendukung journalis untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang isu energi terbarukan. Beberapa upaya yang kami lakukan adalah menyediakan pelatihan, menyelenggarakan kunjungan lapangan dan mengundang journalis ke konferensi-konferensi nasional maupun internasional.

Memberdayakan perempuan

Ketiadaan atau kurangnya akses energi berdampak bagi perempuan dan laki-laki secara berbeda. Sebagai pihak yang biasanya menggunakan bahan bakar tradisional untuk memasak dan lilin atau minyak tanah untuk penerangan, perempuan lebih terpapar polusi udara daripada laki-laki. Selain mengakibatkan risiko kesehatan yang parah, paparan polusi ini juga bertanggung jawab atas 2,8 juta kematian prematur setiap tahunnya.

Perempuan menghabiskan rata-rata 1,4 jam setiap harinya untuk mengumpulkan kayu bakar dan beberapa jam untuk memasak di tungku. Padahal, waktu yang berharga ini bisa digunakan untuk kegiatan produktif lain yang bisa menambah pemasukan atau untuk belajar keahlian baru.

Karena perempuan menghabiskan waktu lebih banyak mengurus rumah tangga, mereka juga lah yang terkena dampak lebih besar dari kurangnya akses listrik dan energi bersih untuk memasak. Sayangnya, bahkan ketika infrastrukturnya tersedia, perempuan tidak punya andil dalam pengambilan keputusan atau perencanaan terkait peralatan energi yang mereka gunakan.

Padahal, akses energi untuk perempuan punya potensi keuntungan yang besar. Program dan kebijakan energi yang secara eksplisit mengintegrasikan isu gender yang melibatkan perempuan dalam pengambilan keputusan, perencanaan dan implementasi memiliki hasil yang lebih baik dan meningkatkan taraf hidup seluruh masyarakat.

Melalui program ini, selain menyediakan ruang yang imbang bagi laki-laki maupun perempuan, kami juga secara khusus ingin meningkatkan peluang bagi perempuan untuk lebih aktif terlibat dalam kegiatan politik, masyarakat dan ekonomi.