Forum Belajar #4: Aspek Keberlanjutan Energi Terbarukan dalam Pengembangan PLTA
Dengan sumber alami yang mudah ditemukan di sekitar dan tanpa polutan, energi terbarukan (ET) terkenal dengan sifatnya yang ramah lingkungan.
Dengan sumber alami yang mudah ditemukan di sekitar dan tanpa polutan, energi terbarukan (ET) terkenal dengan sifatnya yang ramah lingkungan.
Forum Belajar ketiga yang diselenggarakan pada 1 Juli 2020 lalu mengangkat topik transisi menuju sistem energi terbarukan (ET) di Indonesia.
Krisis iklim telah menjadi isu mendesak untuk berbagai negara di dunia, dan tujuan pembangunan berkelanjutan menjadi agenda global untuk mengatasi dampak krisis iklim dan memastikan keberlanjutan bumi.
Transisi menuju sistem energi terbarukan harus direncanakan secara baik melalui komitmen, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, salah satunya adalah kelompok atau organisasi masyarakat sipil (seperti CSO dan NGO).
Pada tanggal 24 Juni 2020 yang lalu, Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) bekerja sama dengan Hivos, melaksanakan diskusi kelompok terfokus terkait dengan dukungan keuangan berkelanjutan untuk energi terbarukan dalam rangka pencapaian NDC.
Hivos bekerja sama dengan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), saat ini sedang melakukan studi terkait peran non-state actors (NSA) atau non-party stakeholders (NPS), untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC), terutama dari sektor energi, sub-sektor Energi Terbarukan
Indonesia telah menetapkan Nationally Determined Contributions (NDC) dengan target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di tahun 2030 sebesar 29% dari Business as Usual (BAU) dengan sumberdaya sendiri. Target ini dapat ditingkatkan menjadi 41% apabila ada dukungan dan kerjasama dari pihak internasional.
Setelah mendengarkan paparan dari Pemerintah terkait dengan peran NSA Energi Terbarukan dalam pencapaian NDC ( ), sesi kedua dimoderatori oleh Moekti H. Soejachmoen (METI), memberikan pengalaman dari pelaku swasta terkait dengan investasi energi terbarukan di Indonesia.
Energi Terbarukan (ET) atau renewable energy memiliki peran yang sangat menentukan dalam pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dalam NDC Indonesia di tahun 2030.
Pada 20 Mei 2020 lalu, Kemenkeu bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) dan UNDP menyelenggarakan acara “Diskusi Publik Penganggaran Perubahan Iklim yang Responsif Gender”.